Rabu, 12 Februari 2014

"Tujuh belas tahun yang lalu, di Rumah Sakit yang terdapat di salah satu kota metropolitan yang sedang dilanda badai salju, seorang pria dan anak lelakinya sedang menunggu kelahiran seorang anak sekaligus adik bagi anak lelaki yang berusia enam tahun itu di ruang tunggu. mereka telah menunggu selama kurang lebih dua jam. dan tak lama setelah beberapa dentingan jam di rumah sakit itu berbunyi, seorang perawat keluar dari ruangan persalinan dan memberitahukan bahwa telah hari seorang bayi perempuan yang manis dan cantik jelita yang memiliki kulit yang putih seputih salju pada saat itu. pria dan anak lelaki itu merasa lega atas kabar yang menggembirakan itu akan tetapi, setelah mendapat kabar gembira itu, pria dan anak lelaki itu sangat shock ketika sang perawat mengatakan bahwa istri sekaligus ibu anak lelaki dan bayi perempuan itu mengalami pendarahan yang sangat hebat. pria itu pun langsung mendatangi sang dokter dan bertanya langsung kepada nya tentang berita itu. sang dokter hanya mengatakan bahwa mereka harus siap dengan kondisi apapun yang akan menimpa wanita berusia 28 tahun itu. pria itu hanya bisa pasrah dan berdoa agar terjadi keajaiban. sementara anak lelaki yang melihat raut wajah ayahnya yang akan menangis, seakan mengerti tentang kondisi yang dialami oleh bunda tersayangnya saat itu. anak lelaki itu menarik tangan ayahnya dan mengatakan 'ayo kita temui bunda, bunda pasti sudah menunggu kita di ruang perawatan nya bersama adik perempuanku'. sang ayah hanya tersenyum dan berjalan mengikuti anaknya. sang istri yang sedang menggendong putrinya tersenyum senang ketika melihat suami dan putranya menghampiri dirinya. mereka pun bercanda - tawa seperti tidak terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan.
Beberapa menit kemudian, anak lelaki mereka tertidur pulas di sofa yang ada di kamar itu. dan pada saat itu sang suami sudah tidak bisa menutupi kesedihan nya lagi, dan sang irti pun mengerti dengan raut wajah yang diperlihatkan suami nya itu. akhirnya istrinya pun menghibur dengan mengatakan kalau dirinyatelah melahirkan seorang putri yang sangat cantik dan berkulit putih. ia merasa seperti melahirkan seorang putri salju yang ada di dongeng sebelum tidur. karna terpikir tentang putri salju, sang istri meminta pada suaminya agar menamai anak perempuan itu dengan nama Shiroi Yuki

Sabtu, 13 April 2013

Yume Sekai(Dream World) English Version Lyrics


I wonder if this light inside my heart has been right here all along
And I’ve never noticed it at all
Cause every time I stumble down
Or have to take the long way around
It shines on me forevermore

The distant singing of the bells
If you listen close it tells a lonely story
Once more I’ll push my fears away
All that I’ve endured today
Will make me stronger

The mere repeating of reality alone
Aligns the starsand all the wishes they take on
At last I’ve found something to chase with all my might
I cannot fight or against these feelings

No matter if one day I wake and blink away this world around me
And I’m lost in thoughts of what could be
I know that I will find my way
Cause now I have this light within me
It shines on me forever more

Every night following that dream
Where I threw away that old and silly ribbon
Lights have adorned the city streets
And I’ve been without one fret or worry within

I need a sanctuary that will keep me safe
As if protected like an angel in heaven
If I cannot have wings I’d like someone to trust
I know it must be wonderful like magic

If I could choose I’d stay like this forever while this world around me
Fills with colors I have never seen
I know I wouldn’t hasitate cause now the colors of each moment
Will change and change forever more

Answers we cannot find
No matter if they’re not kind
We’ll find it even blind
That is true in my mind
I’m believing ‘till the end that we are similar, my friend
One day I’ll shine like this Dream World

If you just take a moment to blink all those tears away from your eyes
And you manage to conceal your cries
You’ll never fear again because
The future you yearned for in heartache
Will shine on you forever more
Without a limit
No matter if one day I wake and blink away this world around me
And I’m lost in thoughts of what could be
I know that I will find my way
Cause now I have this light within me
It shines on me forever more
And shines and shines forever more
For you and me eternally




Selasa, 25 September 2012

My Literary Collection: The Secret of Guardian Vampire [plot]

My Literary Collection: The Secret of Guardian Vampire [plot]: Created By : Bella             Enam belas tahun yang lalu di kota Glacius Village, terdapat sebuah keluarga yang sangat terpandang di kot...

Rabu, 19 September 2012

The Secret of Guardian Vampire [plot]


Created By : Bella

            Enam belas tahun yang lalu di kota Glacius Village, terdapat sebuah keluarga yang sangat terpandang di kota itu. Keluarga itu sangat kaya dan merupakan keluarga keturunan bangsawan serta keluarga yang berisi keturunan pureblood. Nama keluarga itu adalah Davoleon, keluarga vampire pureblood satu-satunya di kota Glacius Village.

             Saat itu baru saja lahir satu lagi keturunan dari Davoleon yang bergender female. Dia terlahir saat Lunar Cry muncul di Glacius Village. Banyak orang mengatakan bahwa bila seorang vampire terlahir saat Lunar Cry muncul, maka dia harus mengemban tugas yang sangat berat, itu sudah menjadi takdir dari vampire tersebut. Kedua orang tua dan kakak-kakaknya sangat terkejut dan sedih ketika keturunan ketiga dari Davoleon harus bernasib seperti ini. Pada akhirnya mereka semua merelakan nasib keturunan ketiga tersebut, dan orang tuanya memberi nama anak mereka dengan nama Akira yang memiliki arti terang/bersinar/bercahaya dan  Davoleon sebagai nama marga. Orang tuannya  menginginkan anaknya tersebut akan tetap bersinar walau mengemban tugas yang sangat berat.

             Lima tahun pun berlalu dan sekarang Akira telah berusia lima tahun. Akan tetapi penampilannya seperti anak berusia sepuluh tahun. Yah..memang ada perbedaan antara human dan vampire dalam berbagai macam hal dan bidang serta kemampuan, bahkan sampai penampilan! Saat itu keluarga Davoleon hidup dengan dikelilingi kebahagiaan dan rasa kasih sayang satu sama lainnya. Kedua kakaknya yang bernama Nick Davoleon & Jason Davoleon sangat menyayangi Akira, mungkin bisa dibilang mereka akan melakukan apa saja demi melindungi Akira, adik tersayang mereka.

            Suatu hari ketika Akira dan kedua kakak nya sedang bersantai di halaman belakang rumah mereka, tiba'-tiba saja mereka mendapat kabar dari guardian pusat. Guardian pusat mengatakan bahwa kedua orang tua mereka tewas terbunuh saat dalam perjalanan pulang menuju Town House Davoleon. Diperkirakan orang tua mereka diserang oleh kelompok yang bernama Hunter. Kelompok itu berisi human yang sangat suka memburu vampire-terutama pureblood. Entah karena mereka dendam kepada pureblood atas insiden yang terjadi tiga tahun yang lalu atau mereka tidak menyetujui bahwa human dan vampire dapat hidup berdampingan. Alasan yang mana pun smpai saat ini belum diketahui kebenaran nya. Akira yang saat itu belum mengerti apa-apa langsung membenci para Hunter yang sudah membunuh kedua orang tua nya. Bahkan dia tidak pandang bulu antara human dan Hunter. Dia tetap membenci mereka yang bukan dari ras pure atau half.

            sebelas tahun berlalu. Dan saat ini Akira sudah beranjak remaja. Dia sudah berbeda dari yang dulu. Akira yang sekarang terlihat sangat cantik, anggun layak nya seorang putri bangsawan(emang iya). Akan tetapi, Akira memiliki sifat yang keras kepala, tegas, dan teguh pendirian. Disamping itu juga, dia memiliki sisi yang lembut. 


            Saat sedang diajak ke Town Squer oleh kedua kakak nya, Akira melihat ada beberapa human yang berkeliaran disana. Secara otomatis kebencian nya terhadap human langsung muncul dan hasrat membunuh'y memuncak! Langsung saja mereka pulang menuju Town House sebelum terjadi keributan disana. Sesampainya di Town House, kedua kakaknya tidak habis pikir! Mereka kira dengan berjalannya waktu, Akira dapat melupakan semua yang telah terjadi di masa lalu.. Karena takut kebencian Akira terhadap human makin parah, akhirnya kedua kakaknya membawa Akira ke markas guardian pusat untuk meminta bantuan agar Akira tidak seperti itu. Tanpa sepengetahuan Akira atas tujuan mereka ke markas pusat, akhirnya mereka semua berangkat menuju markas guardian pusat. Sesampainya disana, kedua kakaknya langsung menceritakan apa yang terjdi pada Akira. Lalu ketua dari guardian pusat memutuskan bahawa Akira harus hidup di tubuh human dengan alasan Akira telah melanggar aturan yang ada di Glacius Village. Lalu sang kakak menyampaikan apa yang telah dibicarakan oleh mereka dengan ketua guardian pusat. Setelah mendengar hal itu, Akira langsung menolak mentah-mentah hukuman itu! Amarah dan kebenciannya makin menjadi-jadi saat itu juga! Karena tidak tega melihat Akira yang seperti itu, Aiba membuat Akira pingsan dengan cara menghipnotisnya. Lalu kedua kakanya dan ketua guardian pusat memasukkan roh Akira ke dalam tubuh human yang bernama Akira Hoshino, lalu tubuh Akira Davoleon diawetkan dan disimpan di dalam peti mati. Tak lama kemudian Akira Davoleon terbangun dan mulai mengamuk karena dia tidak mau berada di tubuh tersebut. Akira Davoleon memohon untuk dikembalikan ke tubuhnya semula. Dia berjanji akan mencoba untuk tidak membenci atau membunuh para human. Akhirnya kedua kakanya dan ketua guardian setuju dengan permintaannya itu, akan tetapi ada syaratnya. Akira Davoleon harus tinggal di tubuh Akira Hoshino dan membantunya menjaga sebuah sekolah yang dimasuki Akira hoshino dari serangan ataupun ancaman apapun serta Akira Davoleon harus menunggu sampai Akira mendapat gelar master magician. Artinya Akira Davoleon harus menjadi guardian di sekolah itu dengan cara menetap di tubuh Akira. Awalnya dia tidak setuju, akan tetapi dia sadar kalau dia berontak hanya menghabiskan tenaga dan waktunya saja. Akhirnya, Akira Davoleon pun setuju dengan syarat tersebut. Sebelum Akira Davoleon tertidur dan Akira hoshino terbangun dan akan pergi ke sekolah itu, Nick dan Aiba memberikan dua harta benda milik keluarga Davoleon yang telah diwariskan turun temurun. Mereka memberikan Akira Davoleon pedang api hitam dan jubah hitam yang memiliki kemampuan masing-masing... Setelah menerima hadiah dari kedua kakaknya Akira Davoleon mulai tertidur di tubuh Akira. Sejak saat itulah Akira Davoleon & Akira menjalani hidup bersama...

Selasa, 18 September 2012

Characters of My Stories



This is one of characters from my stories..

Created By : Bella

Name : Akira a.k.a Akira Davoleon
Gender : Female
Age : *in "The Secret of Guardian Vampire" and "Among Us", Akira was 16 YO
Ras : *Akira : Human
         *Akira Davoleon : Vampire(pure)
Family/Clan : *Akira : -
                        *Akira Davoleon : Davoleon
Ability : *Akira : Mage(eliminate or raise anything)
               *Akira Davoleon : Mage of Vampire

Among Us [part 1]



Created By : Bella

            Hari ini masih hari yang biasa bagi ku, Akira Hoshino. Seorang siswi kelas satu SMA Hikaru. Sebentar lagi pelajaran ke-3 akan segera berakhir dan waktu makan siang pun semakin dekat. Aku tengah merapikan mejaku dan bersiap untuk pergi ke kantin.


             ''huft... Akhirnya selesai juga...'', batinku sambil berjalan menuju kantin.

             Di kantin, aku mencari tempat yang tidak begitu ramai dan mulai memesan menu makan siang. Tak lama kemudian makan siang ku pun telah tersaji di meja makan ku dan aku langsung menyantapnya.

             ''itadakimase''.

             Usai makan siang, aku berjalan menuju kelas untuk mengambil biola dan partitur ku dan lekas pergi menuju atap sekolah. Sesampainya disana, aku langsung mengeluarkan biolaku dari hardcasenya dan mulai memainkannya sesuai dengan yang tertulis dalam partitur ku. Saat sedang asik bermain, sepintas aku teringat seseorang yang sudah lama tak kudengar kabarnya. Dan aku berhenti bermain.

             Shirou... Bagaimana kabarnya saat ini ya?

             Aku duduk terdiam dipojokan sambil melamunkan sesuatu hal.

             aku merindukannya....

             Saat sedang terhanyut dalam lamunanku, tiba - tiba terdengar suara pemberitahuan untukku. Dia mengatakan bahwa aku harus keruangan kepala sekolah sekarang juga. Tak perlu berlama - lama aku membereskan semua barang - barang ku dan bergegas menuju ruang kepala sekolah.

            Tok Tok

            ''masuklah...'', jawab seseorang dari dalam ruangan.

             ''permisi, apa bapak memanggil saya?'', tanyaku sambil berjalan masuk ke ruangan tersebut.

             Aku melihat ada dua orang yang tak kukenal salam ruangan itu dan 1 orang yang kukenal yaitu ibuku yang sedang duduk dihadapan kepala sekolah.

             ''ya Akira, kemari. Silahkan duduk disini...'', kata kepala sekolah sambil mempersilahkan ku duduk di kursi kosong sebelah ibuku.

             ''sebenernya ada apa bapak memanggil saya? Dan kenapa ibu saya ada disini? Serta... Siapa orang - orang ini?'', tanyaku beruntun.

             Kepala sekolah hanya terdiam melihat ku. Lalu ibuku melihat kearah ku dan mencoba menjawab semua pertanyaanku tadi,

             ''begini sayang, mulai minggu besok kau tidak bersekolah disini lagi...''.

             Aku tersentak mendengarnya. Sesaat aku terdiam dan tak lama aku bertanya pada ibuku,

             ''maksud ibu...aku pindah sekolah? Kenapa?''.

             ''iya sayang, alasannya karena....''.

             ''karena kau orang yang istimewa!'', selak salah seorang dari ke-2 orang asing itu.

Seketika aku melihat kearah 2 orang tersebut.

             ''apa maksudmu dengan 'orang yang istimewa'?'', tanya ku pada 2 orang itu.

             ''ya istimewa! Maksudku...bisa dibilang kau adalah orang yang terpilih'', jelas salah satu dari mereka.

             ''orang terpilih?''.

             ''benar Akira'', sahutnya.

             ''tunggu dulu! Aku masih belum mengerti dengan semua ini!'', kataku dengan sedikit membentak.

             Huft.... dua orang itu hanya menghela napas panjang. Tiba-tiba, salah seorang dari mereka lagi berkata,

             ''coba kau bayangkan sesuatu benda atau makanan yang kau sukai''.

Aku menuruti apa yang dimintanya meski aku bingung bin bingung. Lalu ia mengatakan instruksi selanjutnya,

             ''lalu kau ucapkan nama benda atau makanan yang kau bayangkan tadi, tapi kau harus tetap fokus pada hal yang kau bayangkan''.

Tanpa berpikir panjang aku melakukan sesuai instruksi yang diberikan.

             ''ROSE'', kata ku.

Dalam sekejap, setangkai bunga mawar muncul dalam genggamanku. Aku terkejut ketika melihat setangkai mawar yang kubayangkan tadi.

             a-apa yang terjadi? Sulap??

             ''bagaimana? Apa kau sudah mengerti? Ini bukanlah sebuah sulap ataupun trik!'', kata orang yang memberikan instruksi tadi.

             ''bukanlah sebuah sulap ataupun trik??'', kataku.

Orang itu hanya mengangguk.

             ''jadi maksudmu.... magic?'', kataku dengan nada yang tinggi dari sebelumnya.

             ''tepat sekali!!'', jawab 2 orang itu serentak.

Aku tidak percaya sama sekali dengan jawaban tersebut. Aku terdiam, dan melamun memikirkan kata - katanya barusan.

             magic? Itu mustahil!!

             ''ada apa Akira?'', tanya orang pertama.

Aku tersadar dari lamunanku dan membentak mereka berdua,

             ''siapa kalian sebenernya?!!''

Mereka sedikit terkejut dengan bentakkan ku barusan. Lalu salah satu dari mereka berjalan menghampiriku dan mengajakku ke sesuatu tempat. Aku keluar dari ruang kepala sekolah dengan diikuti orang - orang itu. Sementara ibuku mengurus surat kepindahan ku.

             Di atap mereka mencoba menjelaskan semuanya padaku. Aku hanya bisa terdiam mendengar penjelasan dari mereka. Obrolan serius pun dimulai ketika salah seorang dari mereka menjelaskan tujuan sekolah sihir dibangun.

             ''jadi begitu alasannya....'', kataku.

             ''benar. Jadi kami memohon dengan sangat padamu agar mau bergabung dengan kami'', pinta mereka.

             ''tapi, mungkin saja aku belum bisa mengendalikan magic ku'', kataku.

             ''disana kami akan membimbingmu dalam mengendalikan magic mu. Kita akan belajar disana! Bagaimana?'', jelas mereka.

Aku terdiam memikirkan ajakan mereka.

             ''baiklah, aku akan bergabung dengan kalian!'', kataku dengan sangat yakin.

Seketika wajah mereka berubah menjadi senang. Mereka seakan tidak percaya dengan yang baru saja didengar mereka.

             ''thanks Akira'', ucap mereka serentak.

             ''you're welcome. Um...btw nama kalian siapa ya?'', tanya ku.





*To be Continued

Senin, 17 September 2012

WISH [part 1]


Created By : Bella


Srakk!! Hosh.. hosh..hosh…

“Ryo… kakak… dimana kalian..?? aku mohon jawablah..”, teriakku dengan napas tersengal-sengal.

BRUUKK!!

“jangan..hosh…tolong maafkan aku..maafkan aku...”, pinta ku sambil merangkak mundur menjauhi mereka.

Kkyyyaaaaaaaa!!!!

Teriakku sambil terbangun dari tidurku.

Mimpi itu lagi.. huuffffttt…

 Aku terdiam sejenak, melamunkan apa yang baru saja terjadi dalam mimpiku. Mimpi yang sama… selalu sama… sejak kami pergi meninggalkan tempat itu dan pindah ke rumah tua ini… rumah tua yang berada di bagian selatan kota Okami.

“honey.. time to wake up and go to your new school..!!”, teriak ayahku.

“ten minutes daddy..!!”, jawabku.

Langsung saja aku beranjak dari tempat tidur ku dan mengambil kimono ku dan bergegas pergi ke kamar mandi. Karena takut terlambat di hari pertama sekolah, aku hanya mencuci muka ku dan menggosok gigiku saja. Alasan lainnya aku hanya melakukan itu adalah karena hari ini adalah awal musim dingin. Suhu dikota ini saat musim dingin sangat berbeda dengan suhu ditempat tinggalku yang dulu. Suhu disini sangat dingin! Mungkin mantel bulu yang akan kugunakan nanti tidak akan ada gununya karena saking dinginnya kota ini. Setelah selesai, aku bergegas berpakain menggunakan seragam sekolah musim dingin ku dan langsung bergegas turun kebawah menuju ruang makan. Dimeja makan telah tersedia sarapanku dan sebuah kotak makan siang yang akan kubawa ke sekolah. Aku duduk dan mulai menyantap sarapanku. Sementara ayahku sedang duduk disofa depan tv dengan sebuah meja kecil disampingnya yang diatas meja tersebut terdapat secangkir kopi. Sambil menunggu ku sarapan dan memanaskan mobil, ayahku menghabiskan waktunya dengan membaca Koran hari ini.

“honey.. hurry up!!”, teriak ayahku sambil melipat Koran-koran yang ia baca tadi dan berjalan menuju garasi.

“coming daddy..”, jawabku.

Aku menyudahi sarapanku dan membersihkan semua piring kotor dari atas meja dan meletakkannya di tempat pencuci piring. Dengan segera aku berjalan menuju pintu depan, dan tidak lupa mengambil mantel bulu ku yang digantung di belakang pintu depan. Aku mengunci pintu depan dan berjalan menuju mobil yang telah berada di halaman depan. Tak berlama-lama, ayahku langsung meng-gas mobilnya menuju sekolah ku. 

“honey.. kamu mengertikan apa yang ayah katakana tadi malam kepadamu?”, tanya ayah.

“ya ayah.. aku mengerti..”, jawabku.

“sebisa mungkin kau harus bisa menahan rasa sakit itu selama kau berada di sekolah. Jika kau tidak bisa mengendalikannya, maka kau tahu sendiri akibatnya”, jelas ayah.

Aku hanya mengangguk sambil memperhatikan jalan. Bagaimana pun aku harus bisa menghafal rute jalan dari rumah ke sekolah. Karena bila ada sesuatu yang terjadi padaku, aku harus kembali ke rumah. Tak berapa lama kami telah memasuki gerbang sekolah. Halama sekolah sangat sepi, tak ada seorang pun yang berada di luar gedung sekolah, yang terlihat hanyalah salju putih yang menutupi hampir seluruh halaman sekolah. Aku turun dari mobil dan memasuki gedung sekolah bersama ayahku. Kami berjalan menuju ruang guru. Disana kami akan menemui seorang guru yang akan menjadi wali kelas ku nanti. Setelah memberikan semua berkas-berkas yang dibutuhkan untuk mengurus kepindahanku, aku berpamitan pada ayah ku dan berjalan mengikuti wali kelas ku menuju kelas.

“ingat pesanku ya..?”, peringat ayah.
Aku mengangguk. Lalu ayah pun berjalan keluar gedung sekolah.

Sesampainya di depan pintu kelas, wali kelas ku menyuruh ku untuk menunggu di depan pintu sampai ada perintah untuk masuk. Aku mengangguk dan dengan segera wali kelas ku masuk ke dalam kelas untuk menyapa para muridnya yang sudah menunggunya sedari tadi. Setelah menyapa dan sedikit berbincang-bincang dengan para muridnya, wali kelas ku menyuruh ku masuk. Aku masuk kedalam kelas dan berdiri di depan kelas. Langsung saja semua mata tertuju padaku. Saat aku berdiri didepan kelas, aku merasakan atmosfer yang berbeda dari sekolah ku yang dulu. Atmosfer yang begitu mencekam serta hawa yang sangat dingin hingga menusuk ke dalam tulang-tulang ku. Wali kelas ku menyuruh ku untuk memperkenalkan diriku pada mereka semua. Aku mengangguk dan tersenyum.

“pagi semua.. perkenalkan namaku Wish Yumeka. Aku seorang magician. Rumah ku berada tepat disebelah selatan kota Okami. Disana aku tinggal dengan ayah ku yang bernama Lucyfer. Umur ku 17 tahun dan mulai hari ini aku akan bergabung dengan kalian semua disini. Salam kenal dan mohon bantuannya…”, ucapku memperkenal kan diri pada mereka.

“waahh… Ternyata ada seorang mage lagi di sekolah ini selain kita, Ryo!”, teriak Sylar yang duduk tepat di tempat ku berdiri.
Sedangkan cowok yang dipanggil dengan sebutan Ryo itu tak menyahut sama skali. Cowok itu duduk tepat disebelah jendela bangku nomer 4 dari depan.

“hoi Ryo!! Jiaahhh.. malah tidur.. hoi! Masih pagi jangan tidur mulu, dasar kebok! Hoi James, coba kau bangunkan dia”, teriak Sylar lagi.

“sudah-sudah.. kau ini jangan membuat keributan dihari pertama sekolah, Sylar. Nah Wish, sekarang kau boleh duduk dibangku kosong yang ada di depan James”,  perintah master Jake.

Bergegas aku menuju bangku ku dan seorang cowok yang duduk di belakang ku yang bernama James melihat kearah ku. Aku hanya tersenyum padanya, tapi dia membalas nya dengan tatapan dingin kepada ku. Langsung saja aku memalingkan pandanganku kearah bangku ku dan bergegas duduk.  Aku mengambil buku catatan ku dan beberapa alat tulis dan bersiap untuk pelajaran pertama, ya.. benar-benar pertama di sekolah ini. Saat aku terduduk diam di bangku itu, aku merasakan déjà vu yang sangat kuat.

Apa ini? Perasaan apa ini? Kenapa sepertinya aku pernah mengalami hal yang seperti ini?

Tanpa sadar aku langsung menoleh ke arah kiri ku. Aku melihat seorang cowo yang sedang tertidur pulas di meja nya. Tanpa sadar aku memandangi wajah cowok tersebut dan menyunggingkan senyuman pada nya. Ntah kenapa perasaan ku sangat lega dan tenang saat melihat nya.

Selama pelajaran berlangsung cowok yang berada disamping kiri ku masih tetap tertidur dengan pulas. Aku mulai heran dan khawatir dengannya, apa dia baik-baik saja atau tidak, sebab master  yang mengajar pun tidak memperdulikannya yang tertidur disaat pelajarannya. Karena aku benar-benar khawatir, aku terus-terusan memandanginya. Tiba-tiba master Jake memanggilku dan menyuruhku maju kedepan untuk menyelesaikan soal yang ia berikan di papan tulis. Tanpa berlama-lama aku menuju ke depan dan mengerjakan soal yang master berikan. Lagi-lagi aku mengalami déjà vu yang kuat saat ku sedang mengerjakan soal tersebut. Tapi kali ini aku tidak memperdulikan apa yang kurasakan. Aku tetap konsentrasi mengerjakan soal tersebut. Tak lama, master memeriksa jawaban ku, dan dia mengangguk dan tersenyum lalu mempersilahkan ku untuk kembali ketempat ku. Saat ku berjalan kembali menuju bangku ku, cowok yang tertidur pulas situ telah bangun. Dengan mengerjap-ngerjapkan matanya dia berusaha memfokuskan pandangannya kedepan. Saat dia benar-benar sadar dia malah melihat kearah ku dengan tatapan mata yang shock! Sempat aku sedikit terkejut dengan tatapan nya itu. Tapi aku langsung merilekskan diri dan kembali duduk dibangku ku. Cowok itu pun tetap shock dan langsung menundukkan kepalanya seperti akan menenangkan dirinya sendiri. Aku terus memperhatikannya dan mulai khwatir kembali padanya. Tiba-tiba bel tanda istirahat makan siang pun berbunyi. Karena aku masih sangat khawatir, aku bergegas ingin menanyakan keadaannya, tapi aku terlambat. Seorang cewek -berkulit putih, cantik dan manis layaknya sebuah boneka Lolita dengan kedua matanya yang bulat dan berbinar-binar serta bulu matanya yang panjang dan lentik itu dan senyumannya yang mempesona-menghapiri dirinya. Aku sebagai cewek langsung menyukainya dalam pandangan pertama.

“Ryu, kau tidak apa-apa?”, tanya cewek tersebut pada cowok yang ternyata bernama Ryu.

“iya.. aku hanya sedikit.. ahh sudahlah. Lupakan saja!”, jawab Ryu.

“hm.. ok, kalau begitu ayo kita makan siang bersama”, ajak cewek tersebut.

“maaf, kau makan saja sendiri. Hari ini aku sudah ada janji dengan Sylar untuk mentraktirnya makan siang..”, tolak Ryu dan berjalan keluar kelas.

Cewek itu pun langsung terdiam dan pergi dari tempat ia berdiri. Seketika aku membereskan semua buku-buku ku dan berjalan keluar kelas. Aku mengantri untuk membeli makanan di kantin academy. Aku tak menyangka akan sangat ramai begini, mengingat bahwa disekolah ku yang sebelumnya kami-para siswa-tidak harus mengantri berdesakkan seperti ini saat makan siang. Wajar saja kantin disekolah kusebelumnya seperti sebuah restoran bintang 5. Tapi hal itu sangat wajar karena seolah ku sebelumnya menggunakan sistem dormitory, jadi semua makanan telah tersedia di atas meja makan yang panjang dan kami hanya tinggal manyantapnya saja.

Lama mengantri dan berdesakkan dikantin, aku hanya mendapatkan sebungkus roti melon dan satu kotak susu. Aku pun bergegas pergi dari tempat itu dan mencari tempat makan siang yang cocok dihalaman academy. Saat sedang mencari tempat, tiba-tiba aku tersandung dan terjatuh seketika,

“aduuhhh.. kenapa ada orang yang meletakkan kakinya sembarangan?”, keluh ku.

“ah.. maafkan aku. Apa kau baik-baik saja?”, tanya seorang cowok pemilik kaki tersebut.

“ya.. gak pa-pa”, jawabku sambil menoleh kearahnya.

Seketika aku terkejut melihat wajahnya yang sangat dekat dengan wajahku. Perasaanku menjadi gak karuan. Hatiku berdebar-debar sekaligus aku merasakan rindu yang amat sangat dalam. Perasaan yang sangat spesil yang kurasa aku telah memilikinya sejak lama. Perasaan yang sempat menghilang dari diriku semenjak aku keluar dari tempat itu.. Tempat dimana aku tak bisa mengingatnya. Dan cowok tersebut juga memasang mimic yang lebih shock dariku. Dia menatap mataku dalam-dalam, seakan dia tidak percaya apa yang dia lihat oleh matanya.

“Akira..??”, katanya.

Badanku langsung gemeteran ketika dia menyebutkan nama itu dari mulutnya dengan suara lembut.

“Akira, kau kah itu..?”, katanya lagi sambil memelukku erat-erat.

Seketika air mataku keluar, mengalir tanpa henti. Seakan tak ada yang bisa menghentikannya. Rasa rindu itu meluap dari air mataku yang semakin deras mengalir. Ntah kenapa aku bisa merasakan semua ini.  Tanpa sadar aku pun telah memeluknya dengan erat. Seakan-akan tk ingin berpisah atau pun kehilangan dirinya lagi.

“oh.. Akira..”, katanya lagi.

Setelah sekian kali dia menyebutkan nama itu, aku mulai tersadar. Aku melepaskan pelukanku dan mendorongnnya menjauh dariku. Aku bersegera menghapus air mataku.

“ada apa Akira..?”, tanyanya.



“maaf.. aku tadi kelepasan memeluk mu. Aku bukanlah Akira”, kataku.


*To be Continued